Friday, June 5, 2015

Filled Under:

Bagaimana menyikapi orang yang menyakiti kita !?

Manusia adalah makhluk sosial. Suatu keadaan dimana manusia diharuskan untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Tanpa adanya prilaku sosial di dalam kehidupan kita, maka akan sangat sulit bagi kita untuk menjalani hidup ini. Namun demikian, di dalam kehidupan bersosial pasti di dalamnya terdapat batu sandungan yang sekiranya harus kita lewati, tidak semuanya sesuai dengan yang kita inginkan. Salah satu dari batu sandungan yang dimaksud adalah perlakuan manusia terhadap kita. Jika sekiranya kita bisa menghadapinya dengan tenang dan dengan cara yang benar sudah di pastikan kita tidak akan terjatuh dan pasti akan selamat, akan tetapi jika kita tidak bisa menghadapinya maka kita akan tersungkur dan terjatuh. 


Sikap yang bijak dilakukan oleh seseorang ketika mereka merasa di dzalimi atau disakiti oleh orang lain adalah dengan tidak membalasnya dengan kejelekan pula. Apabila kita membalasnya dengan kejelekan maka kita sudah mendapatkan 2 kerugian. Kerugian pertama, kita mendapatkan perlakuan jelek dari mereka dan kerugian kedua adalah kita terpengaruh dengan sikapnya, yang menyebabkan kita sama - sama melakukan perbuatan dosa. Memang jika difikir - fikir ketika kita disakiti akan ada perasaan dendam dan ingin membalas semua perbuatan jeleknya. Namun itu adalah salah satu jebakan setan untuk menggelincirkan kita semua. Sesungguhnya setan adalah musuh yang teramat nyata bagi manusia, mereka memanfaatkan kesempatan yang ada untuk menjurumuskan manusia ke jalan kehinaan. 

Mengetahui itu semua, cobalah untuk tidak mengikuti hawa nafsu setan tersebut. Berusahalah untuk tidak membalas apa yang telah mereka lakukan, maafkan dia dan doakan semoga dia bisa menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya. Lebih dari itu jadikan perlakuan buruk mereka sebagai suatu referensi buat kita agar kita tidak melakukan seperti apa yang telah mereka lakukan kepada kita karena perlakuan tersebut sangat menyakitkan dan tidak patut untuk dilakukan.

Jika kalian butuh contoh dari permasalahan ini, mari kita ingat sejenak kisah Rasulullah SAW dengan seorang pengemis buta. Pada saat itu di sudut pasar kota Madinah ada seorang pengemis tua yang dalam kesehariannya menghina Rasulullah SAW. Namun demikian, perlakuan yang teramat sangat buruk ini tidak Rasulullah gubris sebaliknya rasulullah memperlakukan si pengemis tua tersebut dengan teramat sangat baik. Beliau selalu memberi dia makan sekaligus menyuapinya di setiap pagi dan ini dilakukannya setiap hari sampai beliau wafat. 

Waktu terus berjalan, Rasulullah pun telah wafat. Si pengemis tua sudah tidak mendapatkan makanan dari Rasulullah yang setiap pagi didapatkannya. Namun Aisyah, istri nabi Muhammad SAW memberitahu ayahnya, Abu bakar, tentang salah satu perbuatan Rasulullah yang sering dilakukan setiap hari, yaitu memberi makan pengemis buta yang berada di sudut pasar Madinah. Mendapatkan kabar dan informasi tersebut keesokan harinya dia pun bergegas dan meniru apa yang sering diperbuat oleh Rasulullah. Sesampainya ia di tempat si pengemis buta, ia pun mencoba melakukan hal yang sama seperti Rasulullah lakukan, ia menyuapi si pengemis buta tersebut. Namun di sini Abu Bakar RA, mendapatkan respon kurang baik darinya,si pengemis buta pun bertanya, "Siapa kamu !?"

Abu bakar RA menjawab, "Aku orang yang biasa"

“Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku,” bantah si pengemis buta tersebut. “Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut setelah itu ia berikan padaku.”

Mendengar ucapannya tersebut, Abu Bakar RA tidak bisa menahan air matanya. Beliau terharu dengan perlakuan Rasulullah yang teramat sangat mulia, sambil menangis ia pun berkata, “Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya. Orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah saw.”

Kagetlah si pengemis tua mendengarkan penjelasan tersebut. Ternyata orang yang selama ini selalu memperlakukannya dengan baik, yang selalu menyuapinya setiap hari adalah orang yang selalu ia hina dan ia hujat, yaitu Nabi Muhammad SAW. Tangisan pun tak pelak keluar dari matanya, dia merasakan kesedihan yang teramat luar biasa. Akhirnya ia pun memutuskan untuk menjadi seorang muslim dan mengucapkan syahadat di depan Abu Bakar RA.

Sungguh di dalam diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang sangat baik dan harus ditu oleh umat - umatnya. Kisah tersebut bisa menjadi motivasi bagi diri kita semua, agar bisa menyikapi orang yang menyakiti kita dengan bijaksana. Yaitu dengan tidak mebalas keburukan dengan keburukan, akan tetapi membalas keburukan yang kita dapatkan tersebut dengan suatu kebaikan.

0 comments:

Post a Comment

Copyright @ 2013 Remaja-Muslim.